Skip to main content

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA dan PANDANGAN HIDUP’’



DISUSUN OLEH :

1.    ALYA NADHIRA IZDIHAR              10518626
2.    FADHILLA WUKIRASIH                  12518360
3.    HASNA NABILA                                        13518086
4.    KEVIN JANPETER MANUELL DOMPAS    13518872
5.    MUHAMMAD RIZKY MUZHAFFAR       14518935


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/1019


Pengertian Manusia dan Pandangan Hidup

A. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksidengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
Manusia adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada seorang pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia tersebut berada.

B. Pandangan Hidup
Pan dangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu (Suyadi, M.P., 1985).
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup itu mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup ini mencerminkan cita-cita atau aspirasinya (Manuel Kaisiepo, 1982). Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berpikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan suatu itu pandangan hdiup, sebab dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat.
Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak dengan kesadaran atau “kesadaran yang dinyatakan,” tetapi “kesadaran yang tak dinyatakan”, sebagai akibat kepengapan kondi

               Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Cita-cita

Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal ini tergantung dari tiga faktor ;
        a.       Faktor Manusia 
Manusia yang mau mencapai cta-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang akan dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampunnya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan.
Cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh suatu perjuangan hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
        b.      Faktor Kondisi
Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
        c.       Faktor Tingginya Cita-cita 
Tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara ada anjuran, agar seseorang menemukan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya.
Pepatah mengatakan "bayang-bayang setinggi badan" artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilalui.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
.
Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi yaitu ;
 Manusia sebagai makhluk pribadi
 Manusia sebagai anggota masyarakat
 Manusia sebagai makhluk Tuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan

Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,

Keyakinan/kepercayaan.

       Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut 
Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :

Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada.
Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikiran (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima 
akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh).
Aliran gabungan :Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani).
Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut    

    SOSIALISME
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :
1. mengenal
2. mengerti
3. menghayati
4. meyakini
5. mengabdi
6. Mengamankan

Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
  • Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
  •  Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang      melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
  • Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang di bimbing.
Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu tergantung seluruhnya pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan. Banyak orang yang pandangan hidupnya didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya; pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat seperti orang-orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya manusia tidak memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu agama semata-mata atau sadar keturunan.
Pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
                           Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia,
         Ingin punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
         Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
         Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan hidup:
         Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
         Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
         Hidup bahagia, sejahtera
         Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih
         Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh cinta kasih.
CONTOH KASUS

1. Kartini Sebagai Semangat Pandangan Hidup Modern

JUMAT (21/4) saya dan beberapa akademisi, wartawan, dan pimpinan OPD Provinsi Jatim bersama-sama melihat film Kartini karya Hanung Bramantyo. Film tersebut layak ditonton semua kalangan, semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Berikut catatan saya setelah melihat film tersebut:
Hari kelahiran seorang perempuan yang menginspirasi perubahan bagi bangsa Indonesia. Dia adalah Raden Ajeng Kartini, putri seorang bupati Jepara yang lahir pada 1879, jauh hari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Seorang perempuan terpelajar yang hidup di dalam tradisi kebangsawanan zaman itu.
Kelahiran Kartini sangat penting karena dia dianggap sebagai tokoh emansipasi di tengah tradisi yang menempatkan kaum perempuan di bawah subordinasi kaum pria. Ia dianggap sebagai tokoh yang dengan gigih memperjuangkan perlunya pendidikan bagi kaum miskin. Perempuan yang dengan berani memperjuangkan kesetaraan perempuan di tengah tradisi yang sama sekali tidak mendukungnya. Tokoh yang menjadikan perempuan lebih bermakna di saat perempuan hanya dilihat sebagai konco wingking alias seseorang yang harus di belakang.
Tapi, apakah seluruh perjalanan hidup Kartini sekadar memperjuangkan emansipasi perempuan? Menurut saya tidak. Kartini adalah lebih sebagai tokoh perubahan. Perubahan dari pola berpikir tentang tradisi, tentang pandangan hidup, tentang keluarga, dan tentang kehidupan yang lebih luas. Ia adalah sosok perempuan yang mendorong perubahan dalam keluarganya, kaumnya, dan masyarakat pada umumnya.
Tanggapan
Pada akhirnya, marilah kita jadikan Kartini sebagai sosok motivasi pandangan hidup untuk kita belajar tentang semangat perubahan. Perubahan tidak hanya untuk kaum perempuan. Tapi, juga untuk keluarga kita, untuk masyarakat kita, dan bangsa kita. Perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Perubahan yang berbasis pada nilai-nilai tradisi yang baik dan menempatkan keluarga sabagai unit terkecil dalam komunitas kita.
Perjuangan emansipasi Kartini rasanya sudah cukup kita nikmati saat ini. Kini saatnya kita (kaum perempuan dan kaum pria) bergandengan tangan untuk membangun keluarga yang baik dalam menciptakan generasi unggul. Semangat berpandangan hidup kita dalam mewujudkan kesejahteraan bagi setiap gender juga didukung oleh pemerintah yang berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menyediakan akses pendidikan, mengurangi angka kemiskinan, dan membantu keluarga kurang mampu dalam menggapai kehidupan yang lebih sejahtera.

2.  Kepercayaan  Manusia Terhadap Pandangan Hidup

Seseorang akan memiliki pandangan hidup yang tinggi jika ia merasa bersyukur kepada Tuhannya dan selalu mengingat akan orang yang kondisinya berada dibawahnya. Setiap dia berkendara dan melihat pengamen atau pemulung dia selalu berpikir untuk tidak menjadi seperti itu dan tidak mau keluarganya jadi seperti itu. Pandangan hidupnya pun akan lebih tinggi karena apa yang dilihatnya itu akan menjadi motivasi agar dirinya bisa mencapai apa yang sudah dia rencanakan dalam pandangan hidupnya tersebut.
Tanggapan
 Dalam kasus ini kepercayaan (agama) dapat membuat kita bisa lebih dekat dengan tuhan dan manusia, karena hal ini membuat kita bersyukur atas berkah yang dianugrahkan oleh tuhan sehingga kita bisa hidup dan kita pun bisa makin dekat dengan manusia. Karena agama mengajarkan Kasih dan kebaikan kepada semua manusia. Terkadang manusia menggunakan kepercayaanya untuk menutup topeng kejahatannya salah satu contohnya "Korupsi" dan terkadang juga manusia mengandalkan Tuhan untuk segala keberhasilan tetapi tidak berusaha (kesannya seperti Tuhan yang bekerja bukan Manusianya)Kepercayaan adalah hal yang melekat kepada manusia, maka dari itu kita sebagai manusia harus mempelajari kepercayaan (yang kita anut) supaya kita tidak menggunakan Kepercayaan untuk berlindung dari kejahatan

3. Pentingnya Pandangan Hidup Sebagai Perencanaan Keuangan dalam Keluarga

KOMPAS.com - Pasangan menikah dengan perencanaan keuangan keluarga yang baik bukan satu-satunya syarat meraih kebahagiaan dalam hubungan. Boleh jadi, saat ini Anda dan suami sudah memiliki tabungan yang cukup, dana pensiun yang terencana dengan baik, dan arus kas rumah tangga yang terkontrol. Namun semua hal ini tak menjamin kebahagiaan dalam hubungan.
Penting bagi pasangan untuk memiliki cara pandang yang lebih luas soal keuangan. Pandangan Anda dan dia soal uang punya pengaruh besar terhadap setiap keputusan yang pasangan ambil terkait kebutuhan rumah tangga dan keluarga.
Coba ingat kembali, seberapa sering Anda dan suami beradu argumen soal uang. Perbicangan soal makan siang saja bisa memicu pertengkaran, jika cara pandang Anda dan dia soal uang berbeda. Contohnya, saat Anda bertanya pada suami mengenai menu makan siangnya, dia mengatakan makan siang salad seharga Rp 100.000 misalnya. Bagi Anda, salad seharga tersebut terlalu mahal, dan hal ini pun memicu pertengkaran kecil yang jika terakumulasi bisa merusak hubungan dalam jangka panjang.
Pertengkaran pasangan soal uang umumnya dipengaruhi tiga faktor ini
a.         Kepribadian Keuangan.
Coba perhatikan karakter anak-anak dalam menggunakan uangnya. Si A yang memiliki kepribadian si penabung dan si B yang berkepribadian si pebelanja. Si B kesulitan menyimpan uangnya untuk masa depan, sementara si A takkan menggunakan uangnya kecuali terpaksa atau bahkan dipaksa.
Perbedaan kepribadian terkait uang ini juga didapati pada orang dewasa. Anda dan suami pun memiliki kepribadian yang bisa jadi sama atau berbeda. Ada lima kepribadian terkait uang: si hemat, si boros, pengambil risiko, si cari aman, si coba-coba.
Setiap orang bisa memiliki 2-5 kepribadian tersebut dalam dirinya. Karenanya penting bagi pasangan untuk saling memahami kepribadian terkait uang, mana kepribadian utama Anda dan dia, dan kepribadian pendukungnya. Pahami perbedaan kepribadian soal uang ini agar Anda dan dia lebih mampu mengatasi potensi pertengkaran soal uang.
b.         Pandangan hidup.
Lima kepribadian soal uang tadi ada hubungannya dengan perspektif seseorang tentang kehidupan. Uang selalu ada kaitannya dengan setiap keputusan yang Anda ambil. Dengan kata lain, kepribadian Anda soal uang memengaruhi perspektif Anda tentang hidup.
Si boros cenderung royal memberikan hadiah. Sementara si hemat selalu memanfaatkan kesempatan penawaran yang menguntungkannya. Bagi si pengambil risiko, ia takkan banyak pertimbangan dalam menggunakan uangnya. Sedangkan si cari aman selalu penuh perencanaan. Bagi si coba-coba, ia takkan membiarkan persoalan uang memengaruhinya dalam mengambil keputusan.
Sekali lagi, dengan memahami perbedaan perspektif yang ada hubungannya dengan kepribadian soal uang ini, Anda dan pasangan bisa saling memahami. Sehingga pertengkaran karena uang pun bisa diminimalisasi.
c.         Kepribadian berlawanan.
Nah, ketika Anda menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian berlawanan, inilah yang menjadi pemicu pertengkaran finansial pada pasangan. Faktanya, 75 persen pasangan menikah memiliki kepribadian finansial yang berlawanan. Tak heran jika 70 persen penyebab perceraian dipicu persoalan uang.
Meski begitu, menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian finansial berlawanan tak selamanya berpotensi merusak hubungan. Selalu ada alasan di balik perbedaan tersebut bukan? Adalah tugas Anda dan pasangan untuk mentoleransi perbedaan tersebut, menerimanya dan berusaha saling menyesuaikan, bukan berusaha menyatukan apalagi memaksakan kehendak kepada satu dengan lainnya.
Tanggapan
Perbedaan pandangan hidup seseorang memang berbeda-beda. Dari perbedaan pandangan setiap orang ini dapat menimbulkan kekacauan. Salah satu dari berbagai macam kasus soal pandangan hidup ini adalah perbedaan pandangan dalam berumah tangga yakni mengenai keuangan yang berakibat dapat merusak hubungan dalam berumah tangga
Sudah dijelaskan dalam artikel diatas bahwa kepribadian mempengaruhi pandangan hidup seseorang. Dengan kata lain, jika seorang suami dan istri yang memiliki kepribadian dan pandangan hidup yang sama, yang sama-sama tidak memiliki keinginan untuk berboros, keuangan dapat dijaga dan tidak menimbulkan permasalahan. Salah satu solusi dari pandangan hidup seseorang yang berbeda ini adalah dengan memahami perbedaan perspektif yang ada hubungannya dengan kepribadian soal uang ini, pasangan bisa saling memahami. Sehingga pertengkaran karena uang pun bisa diminimalisasi. Jadi, jika salah satu dari Anda yang memiliki perbedaan pandangan mengenai keuangan atau apapun perbedaan pandangan tersebut, dapat dibicarakan dengan baik dan harus saling memahami
4. Jangan ke Universitas Bila Mau Jadi Pengusaha
SYDNEY, KOMPAS.com- Ingin menjadi kaya, punya perusahaan sendiri ketika masih muda? Menurut seorang pengusaha muda Australia Jack Delosa, perjalanan menuju ke kesuksesan itu lebih mudah dilakukan dibandingkan sebelumnya.
Delosa sudah membuktikannya. Di usia 25 tahun, dia sudah menjadi jutawan di Australia, dimana perusahaannya menjadi salah satu dari 50 perusahaan baru yang tercepat mencapai sukses.
"Yang diperlukan adalah internet, modal sekitar 5 ribu dolar (Rp 50 juta), ide bisnis, dan keberanian untuk membuat kesalahan. Yang tidak diperlukan adalah gelar sarjana." kata Delosa seperti dilaporkan news.com.au.
Pandangan Delosa mungkin kontroversial, namun sebagai bagian dari generasi muda dunia sekarang ini, Delosa melihat kesempatan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Generasi kami lebih independen, tidak sabar dan orientasinya adalah pada gaya hidup. Kami juga punya sumber daya sendiri. Namun untuk membuat sebuah bisnis agar berhasil, kita harus juga membuka diri terhadap nasehat praktis dari orang lain, mereka yang sudah punya pengalaman 5, 10, atau bahkan 20 tahun." kata Delosa.
Delosa percaya sepenuhnya pada kekuatan mentor, dan dampaknya terhadap keberhasilnnya membuat juga berusaha membantu anak-anak muda lain. Nah sebuah organisasi bernama The Entourage, organisasi nirlaba yang berusaha membantu para wiraswastawan muda untuk sukses akan mengadakan pertemuan di Sydney hari Sabtu (23/3/2013).
Kombinasi para wiraswasta pemula dan mereka yang sudah berhasil menjadi kunci pertemuan The Entourage bernama Unconvention. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia,L Sastra Wijaya, mereka yang berhasil misalnya adalah Kathryn Sampson dan Peter Lackovic.
Sampson mebuka kedai sandwich pertamanya ketika berusia 27 tahun.Meskipun berbuat kesalahan, dan harus bekerja keras, dia kemudian menjadi salah seorang pemilik franchise kedai sandwich terbesar Australia.
Sampson setuju dengan Delosa bahwa hal yang paling bagus dalam kehidupan dunia bisnis modern sekarang ini adalah kemudahan berbagi informasi dan pengalaman antar para pelaku bisnis.
"Kita tidak bisa melindungi ide kita lagi, karena adanya internet. Namun itu tidak apa. Siapapun bisa mencuri ide. Bagaimana mewujudkan ide itu yang penting, dan pengalaman orang lain penting juga. Saya memiliki lima orang mentor yang membantu perjalanan mereka dan bantuan mereka sangat berharga." kata Sampson.
Peter Lackovic yang sekarang menjadi CEO The Entourage mengatakan, kemampuan untuk mendengar dan mengambil nasehat orang lain sangat penting untuk mencapai keberhasilan lebih cepat.
"Rasanya puas bisa membantu orang-orang untuk memperjelas ide mereka, dan membantu dari awal hingga berhasil, kadang bisa dalam waktu kurang dari 12 bulan," kata Lackovic.
Menurut Lackovic, forum yang dilakukan The Entourage ini dilakukan dua kali dalam setahun, dan tidak dikenakan biaya. "Kami sadar bahwa ketika seseorang mulai melakukan bisnis, dia mungkin tidak punya banyak dana untuk dihabiskan belajar. Jadi kami buat Unconvention setiap enam bulan, dan berharap orang bisa mendapatkan inspirasi dari sini." kata Delosa.
Delosa dan Lackovic mengatakan, mereka membuat forum seperti The Entourage untuk siapa saja yang mau belajar berbisnis dengan latar belakang apa saja.
"Untuk mereka yang sehari-hari di rumah saja, orang tua yang harus mengasuh anak tapi punya ide bisnis. Atau mereka yang terkena PHK, atau anak-anak muda yang tidak bisa masuk ke universitas," kata Delo 
Tanggapan
Dari contoh kasus diatas,dapat kita ketahui bahwa pandangan jack delosa itu tidak salah melainkan kurang sempurna.memang pandangannya sudah dibuktikan oleh dirinya sendiri dalam kehidupan dan kesuksesannya.dengan tidak menjadi mahasiswa yang menempuh studi di universitas dengan biaya yang tinggi jack delosa bisa sukses di dunia usahanya dengan modal dan tekad keberaniannya dalam berusaha.namun saya juga melihat pandangan jack ini kurang tepat atau kurang sempurna karena dengan melakukan studi di universitas kita bisa lebih berpengetahuan yang mungkin pengetahuan itu bisa lebih bermanfaat dalam dunia usaha jika kita terjun ke dunia usaha.logikanya bahwa jika seseorang yang tidak mendapatkan pengetahuan di universitas saja bisa sukses,mengapa yang melakukan studi di universitas tidak bisa lebih sukses ? karena banyak juga pengusaha di dunia maupun di Indonesia yang lulus dari universitas.tetapi ada juga pengusaha yang sukses tetapi bukan lulusan dari universitas melainkan belajar dari pengalaman hidupnya sendiri,tetapi persentasenya sangat kecil atau sedikit.
5. Kasus Terorisme dalam Kehidupan sehari-hari menurut Pandangan Hidup
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari.  Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.
Tanggapan
Sangat memprihatinkan sekali, sampai masalah ini bisa terjadi di negara kita / negara negara lainnya. kita ketahui bahwa ini adalah salah satu pilihan pandangan hidup yang mengarah ke arah negative. tidak bisa di contoh ! dan tidak bisa untuk di tiru. menurut pendapat saya, kenapa seseorang seperti ini bisa berprilaku seperti ini, kemungkinan dikarenakan mungkin dari beberapa faktor ekstternal yang telah mempengaruhi orang ini sehingga orang ini memilih untuk berprilaku seperti ini .  contoh seperti faktor pergaulan antara satu manusia dengan manusia lainnya pada saat berinteraksi, dll.. karena faktor pergaulan ini merupakan salah satu faktor yang boleh di bilang berpengaruh sekali terhadap masalah masalah seperti pada studi kasus di atas ini. Pemerintahan harus lebih peka kembali untuk menangani hal kasus seperti masalah ini. mungkin dengan lebih di kembang kannya informasi informasi untuk memiliki pandangan hidup yang baik . supaya manusia manusia saat ini, dapat membedakan mana hal bersifat baik & boleh di contoh.. dengan mana hal yang bersifat buruk & tidak boleh dicontoh.


DAFTAR PUSTAKA




Comments